Krrriiiiiiiii....nnnggggg... alarm handphoneku berdentang keras
membangunkanku pagi ini. dengan setengah sadar dan mulai
mengucek-mengucek mata akupun melangkah ke kamar mandi. Kuingat lagi
hari apa ini??
oh ternyata hari ini hari minggu. saatnya bersantai pkirku dalam hati (sambil tersenyum kecil ku menyengir).
Draaagggg. . . aku terkejut sambil berteriak apa itu??
ibuku tertawa geli dengan khas wajahnya yang bundar pasih layaknya kue donat yang siap di santap. . .
Ada apa bu? >:/ dengan nada setengah bingung menahan nafas agar tidak terciyum bau uap ku. . .
oh ternyata hari ini hari minggu. saatnya bersantai pkirku dalam hati (sambil tersenyum kecil ku menyengir).
Draaagggg. . . aku terkejut sambil berteriak apa itu??
ibuku tertawa geli dengan khas wajahnya yang bundar pasih layaknya kue donat yang siap di santap. . .
Ada apa bu? >:/ dengan nada setengah bingung menahan nafas agar tidak terciyum bau uap ku. . .
Tiba-tiba aku merasa ada yang kurang dengan hari ini tapi apa ya??
oooohhh iya ayah? dimana ayah??
aku bertanya pada ibuku dimana ayah berada)?
Bu ayah dimana?? masih tidur?/ gak biasanya kataku melirih.
angghh. . . kau lupa ayahmu kan sudah berangkat berapa hari yang lalu untuk kembali bekerja kata ibukuk
Oia aku lupa bu. . .
ibuku tertawa geli. tidak ku sangka aku bisa melewati masa-masa sulitku yang hampir membunuhku selama 17 tahun ini. kembali aku teringat akan kenangan silam yang takkan aku lupakan dalam memoriku.
Masa dimana keluh kesah yang tak lagi mampu menghadangku dengan caranya tak dapat lagi ia berharap aku akan secepat itu menyerah pada nasib.
16 tahun aku baru bisa bernafas sedikit legah
aku terduduk bersandar pada titik tulang yang lemah menahan sakit yang amat sakit aku rasakan . . .
sejauh ini ayahku cukup berubah tidak seperti dulu . . .
aku tidak tahu apakah aku sanggup menghadapi semua ini . . .
saat aku mengingat ini aku selalu menangis bahkan menyalahkan diri dan keadaan tahukah kau apa yang kurasakan wahai teman- teman??
Dulu ayah selalu melarang dan memarahiku jika aku terlalu banyak bermain. bukan hanya itu saja ayah tak dapat menahan amarahnya dan sering memukulku tak jarang bekas pukulan dari ayah berdarah dan amat perih. itu sebabnya aku tidak pernah merasa betah jika berada dirumah.
Hei kau tidak mandi?// melamun aja dagh jam 9 ni. mandi sana??
aku mengiyakan perkataan ibuku dengan segera
kulangkahkan kakiku menuju kamar yg digunakan orang untuk menyegarkan tubuhnya kembali.
akan tetapi pikiran ku melayang dan lari dari peredaran aku masih saja teringat kejadian kejadian dulu sambil merintih di kamar mandi aku menangis betapa kalutnya hidupku dahulu jauh dari yang namanya kegembiraan layaknya anak-anak seusiaku.
Kupandang atap yang menerawang keatas puncak mahligai. kurasakan alunan angin mulai menenangkanku.tanganku seolah tak cukup kuat mengguyurkan air kearahku. dengan secepat kilat kucoba perlahan dan seolah berlari mengejar air yang terbuang sia-sia dihadapanku.
Tapi di sela sela aku membersihkan muka ku dengan face cream air mataku keluar dan bertumpahan tak tertahankan lagi aku segera membasuhnya dengan air berharap kesedihanku takkan ada orang yang tahu terutama ibuku jangan sampai ia melihatku menangis.
Apa kau sudah sia mandinya teriak ibuku dari arah dapur //
ibuku mengulang perkataannya kembali tapi akuk tidak hiraukan.
lalu ibuku menggedor kamar mandi untuk menanti jawabanku.
ibuku bertanya lagi apa kau sudah siap mandi??
seketika aku tersadar dengan cepat aku menjawab iya sudah siap . . .
Keseharianku berada dirumah tu mustahil segenap mungkin
jujur aku tidak pernah merasa kalau sehari saja aku bisa berada di rumah
iibuku menyuruhku jika aku liburaann barang sehari saja aku harus bekeja yaya. . . aku akan turuti apapun yang dikatakn ibuku selagi itu baik buatku.
Aku bukan anak yang manja seperti mereka yang menghandal kan dan memeras orang tuany untuk beli ini dan itu tidak aku bukan seperti itu.
aku cukup mengerti keadaan yang buat aku akan jatuh bahkan tidak segan untuk membunuh diriku sendiri.
aku kuat aku tidak ingin ibuku sedih apapun itu wlaupun nyawa taruhannya aku akan selalu lakukan.
Aku bekerja sejak umur 6 tahun aku jarang berada dirumah setiap tahun aku selalu merayakan lebaran bersama orang yang sangat menyayangiku dia memanggilku nenek.
sulit untuk tinggal dirumah orang lain.
tapi aku slalu bersyukur dan tidak mau meneluh aku tidak mau sebodoh itu.
Aku yakin aku cukup kuat menerima semua kenyataan dan puaskah kalian menghina aku? mengucilkan keluargaku ayah ibu n adik adikku. belum cukupkah kalian menyiksa aku?/
Aku ingin berteriak sekuatnya agar mereka tahu bagaimana jika aku menjadi dan membalas apa yang kalian buat terhadapku.
mungkin ada jalan lain di balik ini semua aku yakin allah tetap bersamaku
Satu hal yang aku tahu bahwa hidup ini keras sekeras hatimu jika kau memaksakan kehendakmu dan mencoba mencari ketenangan di luar rumah percuma itu semua malah menghancurkan dirimu.
Aku selalu takut untuk berhadapan dngan keberanian aku takut aku tak mampu menahan semua yang tidak seburuk apa yang dikatakan tetanggaku dan oran-orang di sekelilingku.
Terkadang aku merasa ibah dengan diriku. tapi inilah kisahku yang penuh dengan ratapan dan tangisan semua ini hanya bisa aku pendam.
sampai sekarang aku menjauh dari teman-temanku mencoba berdiri di atas tubuh yang tak snggup menampung kata-kata hinaan dari mereka.
Tahukah kalian apa yang ada di pikiranku setiap waktu??
bGimN KU BISa keluR Dri keterpurukkanku?
bagaimana aku keluar dari semua ini?
aku juga punya paman tapi tuidak ada yang memilikiakal logis mereka semua memiliki msifat yang tidak baik dan salah satu pamanku mengalami gila mental.
keadaan rumah yang bising dn tidak berkecukupan tangisan adikku dan hinaan orang terhadap keluargaku ditambah dengan istirahat yang tidak cukup untuk memulihkan tubuhku.
Inilah yag ku alami walaupun begini aku yakin aku snggup
Buat kalian cukupilah diri kalian dengan kesenangan yang sebenarnya bukan kesenangan yang semu
jadilah orang yang takkan pernah menyerah sekalipun setiap orang meludahimu di setiap kau berjalan
pandanglah jauh kedepan dimana kau akan tersenyuM di akhir ceritA dan berkata inilah aku yang dulu kalian hina
Tetaplah bersyukur dengan yang kau punya.
salam senyumku untukmu yang berhasil keluar dari jaringan problema hidup.
oooohhh iya ayah? dimana ayah??
aku bertanya pada ibuku dimana ayah berada)?
Bu ayah dimana?? masih tidur?/ gak biasanya kataku melirih.
angghh. . . kau lupa ayahmu kan sudah berangkat berapa hari yang lalu untuk kembali bekerja kata ibukuk
Oia aku lupa bu. . .
ibuku tertawa geli. tidak ku sangka aku bisa melewati masa-masa sulitku yang hampir membunuhku selama 17 tahun ini. kembali aku teringat akan kenangan silam yang takkan aku lupakan dalam memoriku.
Masa dimana keluh kesah yang tak lagi mampu menghadangku dengan caranya tak dapat lagi ia berharap aku akan secepat itu menyerah pada nasib.
16 tahun aku baru bisa bernafas sedikit legah
aku terduduk bersandar pada titik tulang yang lemah menahan sakit yang amat sakit aku rasakan . . .
sejauh ini ayahku cukup berubah tidak seperti dulu . . .
aku tidak tahu apakah aku sanggup menghadapi semua ini . . .
saat aku mengingat ini aku selalu menangis bahkan menyalahkan diri dan keadaan tahukah kau apa yang kurasakan wahai teman- teman??
Dulu ayah selalu melarang dan memarahiku jika aku terlalu banyak bermain. bukan hanya itu saja ayah tak dapat menahan amarahnya dan sering memukulku tak jarang bekas pukulan dari ayah berdarah dan amat perih. itu sebabnya aku tidak pernah merasa betah jika berada dirumah.
Hei kau tidak mandi?// melamun aja dagh jam 9 ni. mandi sana??
aku mengiyakan perkataan ibuku dengan segera
kulangkahkan kakiku menuju kamar yg digunakan orang untuk menyegarkan tubuhnya kembali.
akan tetapi pikiran ku melayang dan lari dari peredaran aku masih saja teringat kejadian kejadian dulu sambil merintih di kamar mandi aku menangis betapa kalutnya hidupku dahulu jauh dari yang namanya kegembiraan layaknya anak-anak seusiaku.
Kupandang atap yang menerawang keatas puncak mahligai. kurasakan alunan angin mulai menenangkanku.tanganku seolah tak cukup kuat mengguyurkan air kearahku. dengan secepat kilat kucoba perlahan dan seolah berlari mengejar air yang terbuang sia-sia dihadapanku.
Tapi di sela sela aku membersihkan muka ku dengan face cream air mataku keluar dan bertumpahan tak tertahankan lagi aku segera membasuhnya dengan air berharap kesedihanku takkan ada orang yang tahu terutama ibuku jangan sampai ia melihatku menangis.
Apa kau sudah sia mandinya teriak ibuku dari arah dapur //
ibuku mengulang perkataannya kembali tapi akuk tidak hiraukan.
lalu ibuku menggedor kamar mandi untuk menanti jawabanku.
ibuku bertanya lagi apa kau sudah siap mandi??
seketika aku tersadar dengan cepat aku menjawab iya sudah siap . . .
Keseharianku berada dirumah tu mustahil segenap mungkin
jujur aku tidak pernah merasa kalau sehari saja aku bisa berada di rumah
iibuku menyuruhku jika aku liburaann barang sehari saja aku harus bekeja yaya. . . aku akan turuti apapun yang dikatakn ibuku selagi itu baik buatku.
Aku bukan anak yang manja seperti mereka yang menghandal kan dan memeras orang tuany untuk beli ini dan itu tidak aku bukan seperti itu.
aku cukup mengerti keadaan yang buat aku akan jatuh bahkan tidak segan untuk membunuh diriku sendiri.
aku kuat aku tidak ingin ibuku sedih apapun itu wlaupun nyawa taruhannya aku akan selalu lakukan.
Aku bekerja sejak umur 6 tahun aku jarang berada dirumah setiap tahun aku selalu merayakan lebaran bersama orang yang sangat menyayangiku dia memanggilku nenek.
sulit untuk tinggal dirumah orang lain.
tapi aku slalu bersyukur dan tidak mau meneluh aku tidak mau sebodoh itu.
Aku yakin aku cukup kuat menerima semua kenyataan dan puaskah kalian menghina aku? mengucilkan keluargaku ayah ibu n adik adikku. belum cukupkah kalian menyiksa aku?/
Aku ingin berteriak sekuatnya agar mereka tahu bagaimana jika aku menjadi dan membalas apa yang kalian buat terhadapku.
mungkin ada jalan lain di balik ini semua aku yakin allah tetap bersamaku
Satu hal yang aku tahu bahwa hidup ini keras sekeras hatimu jika kau memaksakan kehendakmu dan mencoba mencari ketenangan di luar rumah percuma itu semua malah menghancurkan dirimu.
Aku selalu takut untuk berhadapan dngan keberanian aku takut aku tak mampu menahan semua yang tidak seburuk apa yang dikatakan tetanggaku dan oran-orang di sekelilingku.
Terkadang aku merasa ibah dengan diriku. tapi inilah kisahku yang penuh dengan ratapan dan tangisan semua ini hanya bisa aku pendam.
sampai sekarang aku menjauh dari teman-temanku mencoba berdiri di atas tubuh yang tak snggup menampung kata-kata hinaan dari mereka.
Tahukah kalian apa yang ada di pikiranku setiap waktu??
bGimN KU BISa keluR Dri keterpurukkanku?
bagaimana aku keluar dari semua ini?
aku juga punya paman tapi tuidak ada yang memilikiakal logis mereka semua memiliki msifat yang tidak baik dan salah satu pamanku mengalami gila mental.
keadaan rumah yang bising dn tidak berkecukupan tangisan adikku dan hinaan orang terhadap keluargaku ditambah dengan istirahat yang tidak cukup untuk memulihkan tubuhku.
Inilah yag ku alami walaupun begini aku yakin aku snggup
Buat kalian cukupilah diri kalian dengan kesenangan yang sebenarnya bukan kesenangan yang semu
jadilah orang yang takkan pernah menyerah sekalipun setiap orang meludahimu di setiap kau berjalan
pandanglah jauh kedepan dimana kau akan tersenyuM di akhir ceritA dan berkata inilah aku yang dulu kalian hina
Tetaplah bersyukur dengan yang kau punya.
salam senyumku untukmu yang berhasil keluar dari jaringan problema hidup.
0 komentar:
Posting Komentar
Do not be a silent reader, but become good readers who want to give advice :D okayy guys? #ThanksBefore