Sabtu, 20 Oktober 2012

SHORT STORY ~ THE ONLY ONE

posted by Unknown di 06.33

Aku tau , aku hanya seorang yang tengah mengaku-ngaku menjadi fansmu. Dan aku yakin kau pun tau itu. Aku telah berusaha untuk mengalahkan semua egoku dan mulai mengalah pada perasaanku. Bahwa aku telah menemukan sesuatu hal , sesuatu hal yang membuatku merasakan sesak yang luar biasa selama ini. Dan kau tau apa itu ? Ya, ternyata aku menyayangimu. Lebih tepatnya aku tulus menyayangimu.
***

Hari ini tepat satu minggu setelah kejadian tanggal 16 Agustus 2011, kejadian yang akhirnya membuatmu tau kalo aku ngefans sama kamu . Aku kira setelah kejadian itu kau bakal meminta penjelasan yang lebih padaku , atau setidaknya meminta nomer hp ku . Tapi nyatanya kau tidak melakukan apapun. Hanya jika kita bertemu kau akan tersenyum padaku dan aku akan membalasnya. Mungkin aku memang harus menunggu lebih lama lagi.
“Tengg…Tengg…Tengg.”,
Suara melengking dari bel sekolah menyadarkanku dari lamunanku , aku bergegas menuju kelas karna setelah istirahat, mata pelajarannya adalah Matematika. Aku sebenarnya sangat malas mengikuti pelajaran itu. Materinya saja sudah bikin pusing ditambah Pak Agus sebagai guru matematika kelas 10 termasuk kedalam jajaran guru-guru killer di SMA ku. Aku bisa membayangkan bagaimana membosankannya nanti. Tapi sudahlah sekarang aku harus cepat sampai dikelasku sebelum guru itu sampai terlebih dahulu, bisa mati aku kalau telat masuk.

Tetapi ternyata keberuntungan memang sedang tidak bersamaku , ketika aku akan membuka pintu kelas aku melihat seseorang tengah duduk dengan sangat berwibawa di kursi guru , ya beliau adalah Pak Agus.
Mengapa dia selalu tepat waktu sih? Bikin keki saja,umpatku. Akhirnya dengan sedikit keberanian yang ku punya aku mengetuk pintu dan membukanya.
“Permisi Pak, Maaf saya terlambat.” Kataku dengan suara sedikit bergetar.

Pak Agus memicingkan matanya sebentar, lalu berkata dengan tegas. “Buat apa kamu kekelas ? saya tidak membutuhkan murid yang tidak disiplin seperti kamu!”
“Maaf pak, tapi saya tadi….” Suaraku memelas.
“Tapi apa? Kalau semua murid memakai kata tapi sebagai alasan, mau jadi apa bangsa kita ?” bentak pak Agus. “sudah sana keluar saja , tak usah ikut pelajaran saya hari ini!”
Aku yang sedari tadi sudah gemetaran kini semakin merasa lemas setelah dibentak seperti itu. Akhirnya aku pun berbalik dan bergegas pergi. Dengan langkah gontai aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah . Mungkin disana aku akan mendengarkan musik menggunakan earphoneku.
***

Ketika aku melihatmu tengah asik memainkan gitarmu , aku akan memperhatikanmu dari tempat persembunyianku. Aku akan mendengarkan dengan saksama setiap petikan alunan melodimu itu. Kau tau? Aku akan merasa sangat tentram dan hatiku akan merasa damai hanya dengan mendengar alunan melodi yang kau mainkan itu. Aku sangat bangga padamu. Apakah kau sadar, kau itu lebih dari kata yang bermakna indah. Yang dapat membuatku begitu terpaku pada sosok indahmu itu.
***

Ya disinilah aku sekarang , sedang memperhatikanmu memainkan gitar. Aku tak menyangka ternyata kau tengah duduk sendiri di taman belakang sekolah. Tempat favoritku. Saat ini aku benar-benar tak ingin beranjak sedikitpun, aku hanya ingin menikmati alunan melodi gitarmu itu . Tanpa ku sadari aku merasakan mataku mulai memanas, aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di kedua pipiku. Dengan cepat aku menghapus air mataku. Mengapa aku merasa sesak? Ya tuhan aku kenapa? Mengapa aku menangis?
“Tengg...Tengg..Tengg” (bel ganti pelajaran)
Ah lagi-lagi bel disekolah ini membuatku tersadar dari lamunanku. Lalu aku segera melihat kearahmu, dan ternyata kau telah beranjak pergi. Mungkin pada saat aku menangis tadi, aku tak sadar bahwa kau telah pergi. Sekarang aku harus bergegas kembali ke kelas, aku tak mau kejadian diusir guru terjadi lagi.
***
Andai aku bisa, aku ingin mengungkapkan yang sebenarnya bahwa aku bukan hanya seorang fansmu, melainkan aku seorang yang menyayangimu. Tapi sedalam-dalamnya perasaanku ini, aku tak akan memberitahumu. Karena aku telah memiliki ketakutanku sendiri dan aku tak bisa keluar darinya. Aku telah terjebak dan terperosok masuk kedalam ketakutan itu.
***

Semakin hari aku merasa rasaku padamu ini semakin bertambah dalam, sudah 20 hari semenjak kau tau perasaanku . Tapi keadaannya masih sama, kau tak berusaha untuk mendekatiku seperti harapanku. Ya, memang kadang harapan tak sesuai kenyataan. Tapi aku hanya ingin berharap semoga Tuhan akan mewujudkan harapanku. Semoga saja , amin .
Siang ini setelah sekolah usai, sahabatku Astian telah menungguku di depan kelas. Aku menyambutnya dengan senyumanku.
“ Ta, kamu masih sayang sama Kak Rafa ?” Tanya Astian dengan raut muka yang sulit kutebak.
“ Ha? Kenapa kamu tiba-tiba tanya kayak gitu yan?” jawabku dengan sedikit terkejut. Aku tak menyangka dia akan menanyakan hal seperti ini. Pasti ada apa-apa batinku.
“ mm.. gini, tadi pagi aku denger dari anak-anak katanya Kak Rafa udah jadian sama Alia. Kamu yang sabar ya Ta.” ucap Astian lalu mengelus pelan pundak ku.
Hah? Apa? Jadian? Pasti aku salah mendengar. Iya kan? Aku salah mendengar. Aku benar-benar tak menyangka . Bagaimana bisa Kak Rafa jadian dengan Alia . Mataku mulai memanas dan penglihatanku mulai tersamarkan oleh gundukan air yang siap tumpah membasahi pipiku , tapi aku berusaha untuk menahannya, aku berusaha untuk tak menumpahkannya. Rasa nyeri kini mulai menyusup masuk kedalam hatiku, aku merasa kesulitan untuk bernafas , aku merasa sesak. Ya Tuhan mengapa bisa seperti ini? Mengapa kau menghancurkan harapanku? Harapan yang telah aku bangun dari kepingan hati yang ada.

“ Serius Yan? Trus aku gimana yan? Harapanku gimana yan?” tanyaku dengan suara parau yang bergetar hebat.
“ Aku juga gatau Ta, Yang sabar ya. Aku percaya kamu pasti bisa nglewatin ini semua. Semangat Ta , semangat!” ucapnya dengan penuh simpati.
Aku hanya diam, menatap kosong ke depan. Aku benar-benar kehilangan kendali diriku sekarang ini.
***

Aku tau kau telah memiliki seorang bidadari dihatimu, yang sudah menempati relung hatimu, yang mungkin sangat kau jaga dan sayangi. Taukah kau? Aku telah tulus ikhlas merelakanmu, membiarkanmu menjadi miliknya, menjadi seseorang yang akan meminjamkan bahumu untuk tempat bersandarnya dan menjadi seseorang yang akan meminjamkan tanganmu untuk membantunya bangkit disaat dia terjatuh. Aku telah ikhlas, sungguh! Dan jika kau bertanya bagaimana bisa aku melakukan itu? Aku pun tak mengerti. Aku hanya merasa sangat bahagia melihatmu tersenyum dan tertawa walaupun aku bukan bagian dari kebahagiaanmu itu. Dan jika kau bertanya bagaimana aku sekarang ? Mungkin aku hanyalah sebuah raga yang rapuh dan sangat rapuh yang menciptakan sebuah dimensi kehidupan dimana didalamnya hanya ada aku dan sesak yang terus menghimpit. Tetapi, aku tidak akan pernah menunjukkan itu semua padamu. Aku tak ingin kau tau apa yang tengah aku rasakan sekarang ini. Biarlah aku menutupinya dengan sebuah senyuman, senyuman yang biasa aku berikan untukmu ketika kau menyapaku. Aku akan selalu terlihat sebagaimana mestinya aku, ketika sedang bahagia walaupun hatiku menangis menahan perih yang kau ciptakan untukku. Aku akan tetap tersenyum, Aku berjanji !
***

Hari ini tepat satu bulan setelah kau tau aku adalah seorang fansmu dan hari ini pula aku melihatmu tengah duduk berdua bersama Alia. Kau terlihat sangat menikmati saat-saat ini. Samar-samar aku sedikit mendengar ucapan kalian berdua.
“ Bey , nanti habis pulang sekolah kita ke alun-alun dulu yuk, aku pengen makan ice cream nih” pinta Alia padamu dengan manja.
“ Mmm.. aku sibuk. Jadi kayaknya kita langsung pulang aja ya?” Jawabmu sambil tersenyum jahil.
“ Yaudah kalo kamu sibuk, kita langsung pulang aja!” Alia menjawab dengan suara ketus sambil memanyunkan bibirnya.
“ Ih aku bercanda , iyaiya nanti pulang sekolah kita beli ice cream dulu. Nanti beli 1 truk biar dimakan kamu semua. Haha” Jawabmu dengan disertai sebuah senyuman sambil mengelus lembut kepala Alia.
Jujur aku memang iri pada Alia saat ini, dia sungguh sangat beruntung mendapatkan pria sebaik kau. Tapi aku sangat senang bisa melihat senyum bahagiamu, dan ada sebagian kecil hatiku yang ikut merasakan kebahagiaanmu. Dan tanpa kusadari bibirku telah membentuk seulas senyum kecil.
Ya Tuhan aku harap Kak Rafa bisa selalu bahagia, doaku dalam hati. Lalu aku berjalan menjauhi mereka.
***

Aku selalu berusaha untuk membekukan hatiku disaat aku melihatmu tengah bersamanya. Agar aku tak merasakan sayatan-sayatan perih yang kini mulai menggilas habis kebahagiaanku. Aku hanya tak ingin merusak saat-saat kebahagiaan dihidupmu yang sangat terpampang dengan jelas dari binar matamu itu. Lalu apa yang aku lakukan setelah itu? Kau tau? Aku berdiri tak jauh darimu dan aku akan memohon kepada Tuhan agar kau selalu bahagia seperti yang aku lihat sekarang ini. Tersenyum dan tertawa lepas. Indah sekali bukan?
***

Malam ini di kamarku tercinta , aku sedang merenungkan sesuatu. Aku rasa aku telah terlalu lama bertahan, telah terlalu lama aku menunggu demi mewujudkan sebuah harapan yang masih ku jaga sampai sekarang ini. Namun aku rasa cukup sampai disini saja, sudah saatnya aku melupakanmu. Ya aku telah mengambil keputusan ini. Besok di sekolah aku akan mengungkapkan perasaanku, dan setelah itu aku akan mencoba melupakanmu.
Sudah jam berapa sekarang? Sepertinya aku terlalu asik merenung sampai aku tak sadar sekarang sudah pukul 23.47 WIB. Sebaiknya aku tidur sekarang , jangan sampai aku telat berangkat sekolah besok pagi.
***

“Ra , Tara bangun! Kamu sekolah enggak? Ini udah siang ayo bangun nanti kamu terlambat.” Terdengar teriakan mamaku membangunkan ku. Dirumah aku memang dipanggil Tara oleh keluargaku. Aku juga tak tau mengapa bisa begitu. Padahal namaku Tenita tapi kenapa bisa dipanggil Tara? Ah sudahlah ini tak penting untuk dibahas.
Dengan mata setengah terpejam aku bergegas bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Pagi ini aku tak ingin terlambat pergi kesekolah. Pukul 06.15 aku telah berangkat sekolah.
***

“ Kak Rafa” panggilku dengan sedikit gugup.
“ Iya, ada apa Tenita? “ jawabmu dengan senyuman ramah.
“ Bisa ngomong bentar kak?” tanyaku.
“ Ngomong apa? Iya bisa ayo kita duduk disitu” ajakmu
“ Mmm.. kak , jangan disini . Di taman belakang sekolah aja gimana?” ajakku.
Kau memandangku sebentar lalu menganggukkan kepalamu. “ Yaudah ayo.” balasmu juga sambil tersenyum padaku. Oh tuhan senyumnya.
Sesampainya ditaman, kami langsung duduk beralaskan rerumputan. Angin segar pun menyapu lembut wajahkku, membuatku merasa nyaman.
“ Ehem, katanya mau ngomong?” ujarmu sambil berdeham.

Ah iya aku hampir saja lupa tujuan awalku. Tiba-tiba saja aku merasa sangat gugup dan gelisah. Aku takut dicap yang tidak-tidak olehmu. “mm iya kak, sebenernya aku mau ngasih tau kakak sesuatu, tapi kakak jangan berpikiran yang enggak-enggak ya kak?”
“ Wah, iya iya santai aja Ta, Mau ngomong apa?” jawabmu sambil menatapku lekat.
Dengan ragu aku berkata “ Mmm.. kak , aku tau mungkin ini waktunya gak tepat. Dan aku tau kakak udah punya pacar, tapi aku gak ada niat buat ganggu hubungan kakak sama Alia . Aku cuma pengen melegakan hatiku kak, aku bener-bener ga ada niat apa pun.” Diam sejenak. “ Aku sebenernya sayang sama kakak , aku juga gatau perasaan ini dateng dari kapan yang jelas aku udah sayang banget sama kakak. Aku awalnya emang sakit kak, liat kakak jadian sama cewek tapi akhirnya aku bisa ikhlas. Karna bagiku kebahagiaan kakak tu nomer satu buat aku. Disini aku ga minta apa pun kak, aku bener-bener tulus , aku gak ngeharepin tindakan apa pun dari kakak setelah aku ngomong gini. Aku Cuma pengen kakak tau aku ga cuma ngefans sama kakak tapi lebih dari rasa fans.” Ungkapku sambil tersenyum getir.
Aku benar-benar sudah sangat merasa sesak dan ingin menangis tapi aku tetap berusaha untuk tersenyum seperti janjiku padamu. Dan aku tau kau merasa shock dengan pengakuanku ini. Kau memandangku sebentar lalu tanpa kusangka-sangka kau memelukku. Aku benar-benar sangat tidak menyangka.
“ Ta jujur aku bener-bener kaget sama pengakuanmu. Aku gak nyangka selama ini kamu sayang sama aku. Dan dengan bodohnya aku udah nyakitin kamu selama ini. Aku bener-bener minta maaf Ta, aku bener-bener udah nyia-nyiain rasa sayangmu buat aku. Maafin aku” Ucapmu sambil mengelus pundakku lembut.

Aku yang sedari tadi memang sudah menahan tangis, dengan diperlakukan seperti ini olehmu semakin membuatku sesak. Dan akhirnya air mataku tak bisa kupertahankan lagi. Aku menangis didalam pelukanmu. Lalu kau mengelus kepalaku dengan sangat lembut. Kau juga berusaha untuk menghapus air mataku.
“ Ta maafin aku, maafin aku. Aku bener-bener udah nyakitin kamu. Jangan nangis Ta, aku semakin ngerasa bersalah. Aku seharusnya bisa ngebahagiain orang yang sayang sama aku. Tapi nyatanya aku malah bikin kamu nangis kayak gini. Udah ya berhenti nangisnya?” Pintamu sambil tersenyum.
“ Kakak gak perlu minta maaf , dan aku minta kakak jangan ngerasa bersalah. Aku gak mau ini jadi pikiran buat kakak. Aku mau kakak selalu tersenyum. Aku gak mau kakak sedih. Dan kakak gak perlu nglakuin apapun buat aku. Dengan kakak udah tau kalo aku sayang sama kakak aja itu udah bikin aku seneng kak. Makasih kak udah mau dengerin aku, dan aku selalu berdoa semoga kakak langgeng sama Alia.” Kataku sambil tersenyum lemah.
Lalu kau menganggukan kepalamu, dan tersenyum padaku. “Makasih Ta buat semua perasaanmu buat aku. Aku bener-bener minta maaf udah nyakitin kamu”
“ Oiya kak, mulai dari sekarang aku mau nglupain kakak jadi jangan ungkit-ungkit lagi masalah ini ya kak, Aku mohon dengan sangat kak” ucapku dengan memohon.
“Iya Ta, maaf ya” jawabmu lemah.
“ Yaudah kak aku udah selesai ngomongnya, aku kekelas dulu ya sebentar lagi udah mau masuk . Makasih kak buat waktunya” Ujarku sambil berdiri mengibaskan rumpur-rumput kering yang menempel dirok abu-abu ku. Lantas aku langsung berjalan menjauhimu dengan cepat. Aku tak memedulikan suaramu yang memanggilku. Aku tak sanggup berlama-lama denganmu. Aku sudah terlalu lama menyiksa diriku sendiri dan ini sangat menyakitkan.
***

Kak Rafa
Mengapa setiap kali aku bertemu Tenita dia selalu menghindar, apakah dia benar-benar akan melupakanku? Aku menyesal. Mengapa aku mensia-siakan orang yang sudah jelas-jelas sangat sayang padaku? Tapi bagaimana dengan Alia? Ah aku harus bagaimana? Batinku. Lebih baik aku melanjutkan bermain gitar saja dari pada harus memikirkan Tenita dan Alia terus. Ini hanya akan membuatku bimbang.
***

Lalu mulai terdengar petikan gitar dan lantunan lagu yang sangat merdu.

Tak ku sangka dirimu hadir di hidupku
menyapaku dengan sentuhan kasihmu
Ku sesali cerita yang kini terjadi
mengapa disaat ku telah berdua

maafkan bila cintaku
tak mungkin ku persembahkan seutuhnya
maaf bila kau terluka
karena ku jatuh di dua hati
Tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh didepan kakiku. Ternyata itu adalah sebuah pesawat kertas. Lalu aku membukanya dengan perlahan. Aku sangat penasaran dengan isi surat itu.

Dear : Kak Rafa

Makasih Kak udah mengajarkanku menjadi orang yang tidak egois. Makasih Kakak udah mengajarkanku arti sayang yang tulus, yang benar-benar hanya memberi tanpa mengharap imbalan. Makasih kak udah mengajarkanku menjadi lebih dewasa. Makasih udah mengajarkanku untuk menjadi orang yang ikhlas. Makasih kak udah mengisi hidupku menjadi lebih berwarna. Makasih kak untuk segala hal yang udah kakak ajarkan untukku. Menyayangi kakak adalah anugerah Tuhan yang paling indah. Aku hanya meminta satu hal sama kakak, tersenyumlah setelah selesai membaca suratku ini. Aku sayang kakak.
***

Tenita
Dari kejauhan aku tengah memperhatikanmu , kau sedang membaca surat yang aku terbangkan tadi. Aku tak tau mengapa dadaku terasa sesak lagi, dan pandanganku mulai mengabur. Aku tau pasti setelah ini akan ada tetesan bening yang mengalir. Ah sudahlah aku sudah lelah untuk selalu kuat selama ini. Lalu aku membiarkan tetesan itu mulai jatuh membasahi kedua pipiku. Sesak yang selama ini aku tahan kini menyeruak keluar tanpa bisa aku tahan lagi. Tapi sudahlah aku akan melupakanmu, aku akan berhenti mengharapkanmu, sudah terlalu lama aku menunggu.
Kini aku mulai mengusap air mata yang suadah mengalir deras, aku melihatmu telah selesai membaca suratku tadi. Dan aku melihat sebuah senyuman dibibirmu. Kau mengabulkan permintaan ku. Walau aku tau senyum yang kau suguhkan tadi adalah senyuman getir. Aku bisa merasakannya. Tapi disela-sela rasa sesakku ini aku merasa senang melihatmu tersenyum.
“Berbahagialah kak, kelak aku juga akan menemukan kebahagiaanku.” Gumamku dengan pelan dan mungkin sangat pelan. Lalu aku mengusap air mataku. Kini aku benar-benar akan memulai hidupku tanpa sosok dirimu, Kak Rafa.
***

Bukankah cinta tak harus memiliki, karna cinta yang tulus adalah merelakan orang yang kita sayangi berbahagia walaupun itu bukan bersama kita. Dengan melihat kebahagiaan seseorang yang kita sayang kita akan mendapatkan kekuatan untuk bisa tulus ikhlas merelakannya. Percayalah Tuhan memiliki sebuah rencana Indah untuk setiap umatnya.


DMCA Protection on: http://www.lokerseni.web.id/2012/10/the-only-one-cerpen-remaja-sedih.html#ixzz29qVYNUEr

0 komentar:

Posting Komentar

Do not be a silent reader, but become good readers who want to give advice :D okayy guys? #ThanksBefore

 

_ Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos